Suatu hari Junaid al-Banghdadi terkena sakit
mata. Dia diberitahu oleh seorang tabib agar matanya jangan sampai terkena air
kalau ingin cepat sembuh. Tetapi dia nekad membasahinya karena dia harus
berwudhu sebelum menjalankan salat. Seusai salat dia beristirahat. Namun dia
terkejut saat terbangun karena mendapati matanya telah sembuh.
Tabib yang tadinya mengingatkan juga
terheran mendengar kabar tentang kesembuhan mata Junaid dengan dilatari kisah
seperti itu. Dia pun memeluk Islam dan memperdalami keislamannya dan
menyembuhkan sakit mata hatinya kepada Junaid.
Allah telah memerintahkan umat Islam untuk
berwudhu (QS.5: 6). Dalam pandangan fiqh wudhu merupakan salah satu syarat
sahnya salat dan dijalankan dengan motiv ta’abbudi (menjalankan amalah
sebagai salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah). Meski demikian, ia termasuk
dalam katagori amaliyah dharuriyah, yaitu amaliyah yang harus
tetap dilestarikan untuk menjaga eksistensi agama.
Setiap perintah Allah, baik untuk
mengerjakan atau meninggalkan suatu perbuatan, pasti mengandung hikmah tersendiri
bagi manusia, tak terkecuali wudhu. Peristiwa yang dialami Junaid adalah salah
satu contohnya. Penemuan-penemuan hikmah wudhu bagi kesehatan manusia juga
banyak ditemukan melalui penelitian-penelitian modern.
Dr. Magomedov, asisten pada lembaga General
Hygiene and Ecology di Daghestan State Medical Academy, menemukan bahwa
wudhu dapat menstimulasi irama tubuh alam, khususnya pada area yang disebut
BASes (biological active spots atau titik-titik aktif biologis).
Titik-titik tersebut mirip dengan titik-titik refleksologi akupunktur dalam
tradisi pengobatan Cina.
Dalam sekalu berwudhu ada 61 sampai 65
titik refleksi yang terkena basuhan wudhu. Titik-titik tersebut merupakan
saraf-saraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh manusia yang sering kali
menimbulkan penyakit akut, seperti ginjal, jantung, paru-paru, darah tinggi,
dan kangker. Saat berwudhu titik tersebut akan terefleksi sehingga selain bisa
mengobati bisa juga mencegah terjadinya penyakit-penyakit akut tersebut.
Guyuran air wudhu dapat disamakan dengan
hidroterapi atau pemijatan dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan
seperti dalam terapi pengobatan modern. Membasuh wajah misalnya, akan memberi
efek positif pada usus, ginjal, dan sistem saraf maupun reproduksi. Membasuh
kaki kiri berefek positif pada kelenjar pituiri dan otak yang mengatur
fungsi-fungsi kelenjar endokrin. Di telinga terdapat ratusan titik biologis
yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi
sakit.
Secara filosofi, wudhu merupakan suatu
persiapan mental untuk mengerjakan salat. Kesucian dan kesejukan yang
ditimbulkan oleh wudhu akan dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan
salat, karena wudhu dapat menstimulir lima organ panca indra yaitu mata, telinga,
hidung, mulut, tangan dan kaki.
Para pakar neurologists telah membuktikan
bahwa dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung saraf jari-jari tangan dan
jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Terlebih lagi
secara keseluruhan dengan ujung-ujung saraf seluruh anggota wudhu.
Seorang ustadz saya di pesantren dulu
pernah menjelaskan bahwa wudhu dan salat merupakan dua bentuk ibadah yang
berangkai. Sudah tentu keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat, hingga
logis jika cara berwudhu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan salat. Jika
wudhu dilakukan dengan sempurna maka kesempurnaan itu akan memberi efek pada
pelaksaan salat. Hasil penelitian di atas membuktikan kebenaran statemen ustadz
tersebut.
Pada anggota badan yang terkena basuhan
dan usapan saat berwudhu (a’dla’ul wudlu’) terdapat ratusan titik
akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan,
usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan
dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim organ yang
bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu sistem
saraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan).
Semua titik akupunktur memiliki multi
indikasi (banyak khasiat) untuk pencegahan dan pengobatan berbagai macam
penyakit. Adapun jumlah titik yang terdapat pada anggota wudhu sudah
teridentifikasi minimal 493 titik, wajah
84, tangan 95, kepala 64, telinga 125, dan kaki 125.
Saat melakukan takhlil misalnya, (membersihkan
sela-sela jari tangan dan kaki) terdapat masing-masing satu titik istimewa; Ba Sie pada sela-sela jari
tangan dan Ba Peng
pada sela-sela jari kaki. Secara keseluruhan terdapat 16 titik. Titik-titik
tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir bio energi (Chi) guna membangun
homeostasis. Hal ini akan menghasilkan efek terapi yang memiliki multi
indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi, tangan-lengan merah,
bengkak, dan jari jemari kaku.
Subhanallah, begitulah sedikit uraian
tentang hikmah fisioterapi pada wudhu. Sudah tentu masih sangat banyak hikmah
lagi. Semoga kita termasuk orang yang menyempurnakan wudhu, sebab Nabi
bersabda, “Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya
karena bekas wudhunya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bi al-shawab.