Ali bin Abi Thalib pernah menceritakan bahwa
pada suatu saat ada seorang lelaki yang menghadap Nabi, dan berkata: “Wahai
Rasulullah, ajarilah aku suatu amalan yang membuatku dicintai Allah, dicintai
para makhluk, Allah memperbanyak hartaku, menyehatkan badanku, memanjangkan
umurku, dan membangkitkanku di mahsyar bersamamu.”
Nabi kemudian bersabda: “Permintaan yang enam
hal itu memerlukan enam hal yang lainnya: 1) kalau kamu ingin dicintai Allah
maka takutlah kepada-Nya dan bertakwalah; 2) kalau kamu ingin dicintai para
makhluk mak berbuat baiklah kepada mereka dan jangan berharap sesuatu dari yang
mereka miliki; 3) kalau kamu ingin diperkaya dalam harta maka zakatilah harta
bendamu; 4) kalau kamu ingin disehatkan badanmu maka perbanyaklah sedekah; 5)
kalau kamu ingin diperpanjang umurmu maka bersilaturahmilah kepada kaum
kerabatmu; 6) kalau kamu ingin dikumpulkan bersamaku di padang mahsyar maka
perpanjanglah sujudmu kepada-Nya.”
Pertama, bertakwa. Dikisahkan, suatu saat Dzunnun
al-Misri berjalan di tepi sungai nil. Tiba-tiba ia melihat seekor kalajengking
besar sedang merayap mendekati air. Ternyata di sana sudah ada seekor katak
yang sedang menunggu kedatangannya. Kalajengking itu kemudian naik ke punggung
katak untuk diantar ke seberang.
Di seberang sungai tampaknya ada seekor ular
berbisa yang sedang melata mendekati seorang pemuda. Namun, sebelum ular itu
berhasil mendekat dan mematuk si pemuda, kalajengking terlebih dulu menjepit
kepalanya hingga mati. Pemuda itu pun selamat dari ancaman ular berbisa tadi.
Begitulah salah satu contoh penjagaan Allah
kepada seseorang lantaran ketakwaannya. Nabi bersabda: “Jika kita ingin kuat
berserahlah kepada Allah. Jika kita ingin mulia bertawakallah pada-Nya. Dan
jika kita ingin menjadi yang paling kaya, mantapkan atas jaminan Allah melebihi
(kekayaan) yang telah dipegangnya (harta yang telah ada).”
Kedua, berbuat baik pada sesama. Al-Hasan pernah
meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “Tidak akan masuk surga kecuali orang yang
bersifat kasih.” Para Sahabat berkata, “Kita semua pengasih.” Nabi berkata,
“Bukan kasih sayang kalian terhadap diri kalian sendiri, tetapi kasih sayang
kalian terhadap umat manusia secara umum. Tidak dapat menyayangi mereka semua
kecuali Allah.” (Thabarani, Bazar dan Baihaqi).
Pada kesempatan lain, Rasulullah juga bersabda,
“Sayangilah makhluk yang di bumi, niscaya Anda akan disayangi oleh yang
dilangit.”
Ketiga, membayar zakat. Di salah satu majalah pernah
dituturkan sebuah laporan tentang kejadian nyata di desa Putukrejo, Kecamatan
Gondonglegi, 20 km dari kota Malang. Padi di sawah milik penduduk di desa
tetangganya sudah hampir ludes di serang hama wereng dan tikus, sedangkan
penduduk di desa Putukrejo bisa memanennya. Setelah diselidiki ternyata
masyarakat di desa tersebut sangat disiplin membayar zakat dan gemar
bersedekah. Peristiwa ini mengingatkan sebuah sabda Nabi, “Lindungilah harta
dan jiwa anda dengan zakat.”
Keempat, bersedekah. Beliau juga bersabda, “Jagalah
harta kamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah
segala cobaan dan bahaya dengan doa serta kerendahan hati.”
Kelima, bersilatur rahim. Ada sebuah kisah tentang
Nabi Daud yang bersahabat dengan Malaikat Maut. Satu hari Malaikat Maut
memberitahu Nabi Daud bahwa ia akan mencabut nyawa seseorang enam hari lagi.
Tapi ketika sudah lewat enam hari, orang itu ternyata masih hidup. Nabi Daud
bertanya kepada Malaikat Maut mengenai sebabnya, “Apakah kamu lupa?” tanya Nabi
Daud. “Oh, kalau mencabut nyawa seseorang saya tidak akan pernah lupa,” jawab
Malaikat Maut.
“Lalu kenapa nyawa si Pulan itu belum kamu
cabut?” kilah Nabi Daud. “Ketika saya keluar dari tempatmu, si Pulan telah
menyambung tali kekeluargaan yang sudah putus. Maka Allah tambah umurnya 20
tahun lagi.” Bukankah Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang ingin diperpanjangkan
usianya dan dibanyakkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambungkan
persaudaraan.” (Bukhari dan Muslim).
Keenam, memperpanjang sujud. Rabiah bin Ka’ab
meriwayatkan, “Aku biasa melayani Rasulullah di waktu malam, yaitu
menyiapkan air, siwak, sajadah untuk salat tahajudnya. Satu ketika karena
senangnya dengan pelayananku, beliau bertanya, ‘Apa yang paling engkau
inginkan, wahai Rabiah?” Aku menjawab, ‘Insya-Allah nanti akan saya sampaikan.’
Setelah saya melakukan salat istikharah di rumah, esoknya saya berkata kepaa
Rasulullah, ‘Saya ingin menemanimu di surga.’ Beliau bertanya lagi, barangkali
ada permintaan lain. Tapi aku menjawab hal yang sama. Maka Rasulullah berkata,
‘Kalau demikian bantulah aku menyelesaikan ini untukmu dengan sering-seringlah
engkau bersujud" Muslim). Wallahu a’lam bi al-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar