Kamis, 22 Maret 2012

Enam Wasiat Nabi

Ali bin Abi Thalib pernah menceritakan bahwa pada suatu saat ada seorang lelaki yang menghadap Nabi, dan berkata: “Wahai Rasulullah, ajarilah aku suatu amalan yang membuatku dicintai Allah, dicintai para makhluk, Allah memperbanyak hartaku, menyehatkan badanku, memanjangkan umurku, dan membangkitkanku di mahsyar bersamamu.”
Nabi kemudian bersabda: “Permintaan yang enam hal itu memerlukan enam hal yang lainnya: 1) kalau kamu ingin dicintai Allah maka takutlah kepada-Nya dan bertakwalah; 2) kalau kamu ingin dicintai para makhluk mak berbuat baiklah kepada mereka dan jangan berharap sesuatu dari yang mereka miliki; 3) kalau kamu ingin diperkaya dalam harta maka zakatilah harta bendamu; 4) kalau kamu ingin disehatkan badanmu maka perbanyaklah sedekah; 5) kalau kamu ingin diperpanjang umurmu maka bersilaturahmilah kepada kaum kerabatmu; 6) kalau kamu ingin dikumpulkan bersamaku di padang mahsyar maka perpanjanglah sujudmu kepada-Nya.”
Pertama, bertakwa. Dikisahkan, suatu saat Dzunnun al-Misri berjalan di tepi sungai nil. Tiba-tiba ia melihat seekor kalajengking besar sedang merayap mendekati air. Ternyata di sana sudah ada seekor katak yang sedang menunggu kedatangannya. Kalajengking itu kemudian naik ke punggung katak untuk diantar ke seberang.
Di seberang sungai tampaknya ada seekor ular berbisa yang sedang melata mendekati seorang pemuda. Namun, sebelum ular itu berhasil mendekat dan mematuk si pemuda, kalajengking terlebih dulu menjepit kepalanya hingga mati. Pemuda itu pun selamat dari ancaman ular berbisa tadi.
Begitulah salah satu contoh penjagaan Allah kepada seseorang lantaran ketakwaannya. Nabi bersabda: “Jika kita ingin kuat berserahlah kepada Allah. Jika kita ingin mulia bertawakallah pada-Nya. Dan jika kita ingin menjadi yang paling kaya, mantapkan atas jaminan Allah melebihi (kekayaan) yang telah dipegangnya (harta yang telah ada).”
Kedua, berbuat baik pada sesama. Al-Hasan pernah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “Tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersifat kasih.” Para Sahabat berkata, “Kita semua pengasih.” Nabi berkata, “Bukan kasih sayang kalian terhadap diri kalian sendiri, tetapi kasih sayang kalian terhadap umat manusia secara umum. Tidak dapat menyayangi mereka semua kecuali Allah.” (Thabarani, Bazar dan Baihaqi).
Pada kesempatan lain, Rasulullah juga bersabda, “Sayangilah makhluk yang di bumi, niscaya Anda akan disayangi oleh yang dilangit.”
Ketiga, membayar zakat. Di salah satu majalah pernah dituturkan sebuah laporan tentang kejadian nyata di desa Putukrejo, Kecamatan Gondonglegi, 20 km dari kota Malang. Padi di sawah milik penduduk di desa tetangganya sudah hampir ludes di serang hama wereng dan tikus, sedangkan penduduk di desa Putukrejo bisa memanennya. Setelah diselidiki ternyata masyarakat di desa tersebut sangat disiplin membayar zakat dan gemar bersedekah. Peristiwa ini mengingatkan sebuah sabda Nabi, “Lindungilah harta dan jiwa anda dengan zakat.”
Keempat, bersedekah. Beliau juga bersabda, “Jagalah harta kamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta kerendahan hati.”
Kelima, bersilatur rahim. Ada sebuah kisah tentang Nabi Daud yang bersahabat dengan Malaikat Maut. Satu hari Malaikat Maut memberitahu Nabi Daud bahwa ia akan mencabut nyawa seseorang enam hari lagi. Tapi ketika sudah lewat enam hari, orang itu ternyata masih hidup. Nabi Daud bertanya kepada Malaikat Maut mengenai sebabnya, “Apakah kamu lupa?” tanya Nabi Daud. “Oh, kalau mencabut nyawa seseorang saya tidak akan pernah lupa,” jawab Malaikat Maut.
“Lalu kenapa nyawa si Pulan itu belum kamu cabut?” kilah Nabi Daud. “Ketika saya keluar dari tempatmu, si Pulan telah menyambung tali kekeluargaan yang sudah putus. Maka Allah tambah umurnya 20 tahun lagi.” Bukankah Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang ingin diperpanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambungkan persaudaraan.” (Bukhari dan Muslim).
Keenam, memperpanjang sujud. Rabiah bin Ka’ab meriwayatkan,  “Aku biasa melayani Rasulullah di waktu malam, yaitu menyiapkan air, siwak, sajadah untuk salat tahajudnya. Satu ketika karena senangnya dengan pelayananku, beliau bertanya, ‘Apa yang paling engkau inginkan, wahai Rabiah?” Aku menjawab, ‘Insya-Allah nanti akan saya sampaikan.’ Setelah saya melakukan salat istikharah di rumah, esoknya saya berkata kepaa Rasulullah, ‘Saya ingin menemanimu di surga.’ Beliau bertanya lagi, barangkali ada permintaan lain. Tapi aku menjawab hal yang sama. Maka Rasulullah berkata,  ‘Kalau demikian bantulah aku menyelesaikan ini untukmu dengan sering-seringlah engkau bersujud" Muslim). Wallahu a’lam bi al-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar