Kamis, 08 Desember 2011

Hari Asyura


Dalam sistem kalender Islam terdapat empat bulan yang memiliki banyak keutamaan. Tiga secara berurutan, yaitu Rajab, Sya'ban, dan Ramadlan, dan satu terpisah yaitu Muharram. Untuk yang disebut terakhir ini keistimewaannya bukan hanya karena ia merupakan bulan pertama, tetapi karena di dalamnya terhadap hari yang istimewa karena banyaknya rahmat Tuhan yang turun pada hari itu dalam rentang sejarah agama-agama samawi temasuk Islam, yaitu hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
Di antara keistimewaan hari Asyura adalah pertemuan Adam dan Hawa' di Jabal Rahmat setelah keduanya diturunkan ke bumi secara terpisah karena pelanggaran yang dilakukan di surga yaitu memakan buah keabadian (khuldi). Peristiwa ini terus dikenang terutama oleh umat Islam, hingga pada saat musim haji tempat itu banyak dikunjungi para jamaah haji dari seluruh penjuru dunia.
Pada hari itu juga Tuhan menyelamatkan Nuh dari bencana banjir bandang yang menenggelamkan musuh-musuhnya termasuk anaknya sendiri, Kan'an. Tuhan juga menyelamatkan Musa dari kejaran Fir'aun dan tentaranya pada hari itu. Karenanya umat Yahudi dan umat Nasrani mengagungkan hari itu. Diriwayatkan bahwa Nuh dan Musa melakukan puasa pada hari itu sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Tuhan atas kemenangan dan keselamatan yang diberikan kepadanya. Umat Yahudi melakukan puasa pada hari itu dan menjadikannya sebagai hari raya. Konon kaum Quraish pada masa jahiliyah juga melakukan puasa pada hari itu, dan mereka menjadikannya sebagai hari keramat hingga pada hari itu mereka menjalankan tradisi mengganti kiswah Ka'bah.
Inilah sebagian keistimewaan hari Asyura. Masih banyak keistimewaan-keistimewaannya yang lain seperti diangkatnya Idris ke tempat yang lebih tinggi, diselamatkannya Ibrahim dari pembakaran Raja Namrud, disembuhkannya Ya'qub dari penyakit yang dideritanya, diturunkannya Taurat kepada Musa, dibebaskannya Yusuf dari penjara, dikeluarkannya Yunus dari perut ikan paus, diampuninya Daud dari kesalahannya, diberinya kerajaan Sulaiman, dan lain-lain
Begitu istimewanya hari Asyura, hingga Nabi sediri menganjurkan kepada umatnya untuk menghormatinya. Terkait dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi Nabi menganjurkan supaya diambil nilai-nilai ruhaniyahnya. Sedang bentuk penghormatannya adalah dengan berpuasa, bukan dengan merayakannya bahkan menjadikannya hari raya. Abu Hurairah menuturkan satu riwayat yang menyatakan bahwa Tuhan telah mewajibkan kepada Bani Israil untuk berpuasa sehari dalam satu tahun, yakni pada hari Asyura, hingga Nabi kemudian menganjurkan kepada umatnya agar melapangkan keluarganya pada hari itu, karena orang yang melapangkan keluarganya pada hari itu akan dilapangkan kehidupannya oleh Tuhan sepanjang tahun. Hari Asyura adalah hari puasa bagi orang Quraisy di zaman jahiliyah, dan Nabi mempuasakannya. Ketika tiba di Madinah, ia mempuasakanya dan menyuruh orang banyak mempuasakannya.
Memang pada saat Nabi berhijrah ke Yatsrib ia mendapati penduduk kota itu melakukan puasa pada hari Asyura. Seorang Yahudi mengatakan kepadanya bahwa hari Asyura adalah hari agung di mana Tuhan telah menyelamatkan Bani Israil dari ancaman musuhnya, sehingga Musa berpuasa pada hari itu. Nabi kemudian menyatakan, "Aku lebih berhak atas Musa dari kalian." Kemudian ia berpuasa dan memerintahkan umatnya berpuasa.
Dengan demikian, puasa hari Asyura merupakan puasa wajib pertama dalam Islam, sebelum kemudian Tuhan menurunkan ayat tentang kewajiban berpuasa bagi umat Islam di bulan Ramadlan. Dalam pandangan Nabi hari Asyura memang begitu istimewa, hingga ia senantiasa melaksanakan puasa pada hari ini dan memerintahkan umatnya berpuasa demi rasa solidaritasnya kepada saudara seperjuangannya Nuh dan Musa. Bahkan pada tahun terakhir hidupnya Nabi pernah menyatakan, "Insya Allah tahun depan saya juga akan berpuasa," namun ajal telah menjemputnya sebelum sempat menyempurnakan tahun itu.
Tradisi Nabi berupa puasa pada hari Asyura ini kemudian oleh para ulama dilestarikan sebagai salah satu wujud penghormatan terhadap hari itu. Ada yang mengatakan puasa dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena keduanya pernah dilakukan Rasulullah dan sahabatnya. Namun ada yang mengatakan bahwa Asyura hanya tanggal 10 Muharram. Dikatakan salah satu karena ternyata sampai saat ini di berbagai masyarakat telah muncul beragam tradisi yang berkaitan dengan hari Asyura, termasuk masyarakat Jawa, seperti tradisi-tradisi yang berkaitan dengan mistisisme Jawa.
Tetapi yang terpenting tampaknya dalam tradisi puasa yang diwariskan oleh Nabi itu terdapat kandungan makna yang cukup mendalam bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat, berupa nilai-nilai pengorbanan, perjuangan, solidaritas antarumat beragama dan rasa tenggang rasa.
Di samping itu, pada pasca Nabi hari Asyura bagi umat Islam juga menampilkan kilas balik tragedi Karbala yang telah merenggut nyawa kedua cucu tercinta Nabi, Hasan dan Husain. Tragedi ini merupakan noktah hitam dalam sejarah umat Islam yang selayaknya tidak akan pernah terulang kembali. Satu kesadaran yang dapat diambil dari tragedi ini adalah suatu kenyataan bahwa kekerasan dan anarkisme merupakan suatu tindakan yang tidak berperikemanusiaan.  Untuk itu, peringatan hari Asyura juga dapat menanamkan semangat anti kekerasan dan anarkisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar