Sabtu, 03 November 2012

Misteri Air Zamzam

Salah satu oleh-oleh penting yang biasa dibawa oleh para jamaah haji dari bumi Mekah al-Mukarramah adalah air Zamzam. Serasa tidak afdol jika pulang dari tanah suci tanpa membawa air Zamzam. Tradisi ini bahkan membuat penyelenggara ibadah haji harus menyiapkan bawaan ini untuk setiap jamaah dengan ukuran tertentu. Itu pun tidak sedikit dari jamaah yang masih mengambil lebih dari jatah tersebut, tentunya dengan berbagai macam cara secara sembunyi-sembunyi.
Memang banyak hal yang terkait dengan air Zamzam. Mulai dari faktor kesejarahan, berbagai misteri seputarnya, hingga penemuan secara ilmiah khasiat yang dikandung oleh air yang awal mula mengalir dari gesekan kaki bayi Nabi Ismail itu.
 Sejak ditemukan hingga saat ini sumur Zamzam tidak pernah kering sesaat pun. Di musim haji sumur itu bisa mengeluarkan puluhan juta liter. Para jamaah haji bisa menikmatinya setiap saat, kerena di setiap sudut Masjidil Haram telah disediakan air Zamzam lengkap dengan cangkir sekali pakai. Begitu juga di tempat thawaf dan sa’i. Di halaman masjid selalu tersedia air yang berkhasiat ini, hingga banyak jamaah yang mengisi dulu botol airnya dengan Zamzam untuk dibawa pulang ke pemondokan.
Banyaknya air zam-zam di musim haji dapat dihitung secara sederhana. Dewasa ini jumlah jamaah haji dari seluruh dunia sekitar dua juta orang. Setiap orang diberi 5 liter untuk dibawa pulang ke tanah airnya. Untuk kebutuhan itu saja sudah sudah 10 juta liter. Di samping itu, selama tinggal di Mekah, yang rata-rata selama 25 hari, jika setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya mencapai 50 juta liter.
Semua air itu hanya keluar dari sumur yang hanya seukuran sekitar 5x4 meter dengan kedalaman 40an meter, yang berada di wilayah padang pasir yang hanya memiliki curah hujan 2 kali setahun. Sungguh merupakan suatu misteri.
Pada tahun 1971, seorang doktor dari Mesir mengatakan kepada Press Eropah bahwa air Zamzam tidak sehat untuk diminum. Pernyataannya didasarkan pada asumsi bahwa secara geografis kota Mekah berada di bawah garis permukaan laut. Sangat dimungkinkan air Zamzam berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam.
Raja Faisal menanggapi berita ini dengan memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki sumur Zamzam dan mengirimkan sampel airnya ke laboratorium-laboratorium di Eropah untuk ditest.
Seorang insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum di Kota Jedah, Tariq Hussain, kemudian mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya, dia sama sekali belum mempunyai gambaran tentang misteri sumur Zamzam.
Dia tercengang saat menemukan bahwa kolam sumur itu hanya berukuran 18x14 feet (Kira-kira 5x4m.), dan kedalamannya hanya mencapai sedikit di atas bahu asistennya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci.
Dia juga menemukan bahwa sumur itu tidak mendapatkan supplai air dari luar melalui saluran pompa berkekuatan besar atau yang lain. Sebab jika itu terjadi jelas akan kelihatan turun-naiknya permukaan air yang secara tiba-tiba. Dia malah menemukan titik sumber air yang berada di dasar sumur.
Saat air sumur itu diambil dengan menggunakan pompa untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air. Dia menemukan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik, di semua area. Ini menyebabkan permukaan sumur relatif stabil, hingga tidak menimbulkan efek guncangan yang besar
Dari sampel air yang dikirim ke Eropah dan Saudi Arabia juga ditemukan bahwa air Zamzam mengandung zat fluorida yang memiliki daya efektif membunuh kuman. Kuantitas kalsium dan garam magnesium yang dikandungnya juga sedikit lebih banyak dibanding air sumur-sumur yang ada di kota Mekah. Mungkin ini yang membuatnya memiliki efek menyegarkan bagi yang meminumnya.
Diriwayatkan bahwa Nabi bertanya kepada Abu Dzarr, yang telah tinggal selama 30 hari di sekitar Kabah. “Siapa yang telah memberimu makan?”Dia menjawab, ”Saya tidak punya apa-apa kecuali air Zamzam ini, tapi saya bisa gemuk dengan adanya gumpalan lemak di perutku. Saya juga tidak merasa lelah atau lemah karena lapar, dan tak menjadi kurus.
Nabi kemudian menjelaskan, “Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi. Air Zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika kamu minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika kamu minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkanmu. Jika kamu meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail.” (HR. Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar